PromoDomino.com Situs Bandar Domino Online Agen Domino Online Agen Domino99 dan BandarQ Terpercaya Terbesar di Indonesia - Sebut saja nama saya Vindy. Ceritanya saat itu saya telah nyaris satu minggu sakit kepala, tdk seperti sakit kepala umumnya, saya cemas sakit kepala saya ini semacam vertigo lantaran sakitnya yg beneran tdk nahan. Alhasil, saya sangat terpaksa ke dokter buat check. Ya walau situasi kantong tdk mencukupi, namun kesehatan kan nomor satu.
 |
| PromoDomino.com Situs Bandar Domino Online Agen Domino Online Agen Domino99 dan BandarQ Terpercaya Terbesar di Indonesia |
Seputar 30 menit menunggu, sembari liatin perawat Ratih yg lucu, tahu-tahu nama saya dipanggil dokter untuk masuk ke ruang buat di check. Bergegaslah saya masuk ke ruang. Dokter Agen Domino99 yang memeriksa saya cowok, telah tua, ngomongnya saja tdk terang. Agar demikian, tetap saja yg saya pikirin hanya Ratih yg di depan tadi. Duh, bagaimana ya langkahnya ngajak pacar kenalan? Demikian yg saya pikirin sepanjang lagi di check si dokter.
Tdk sampai lima belas menit saya di check, sesudah dokter ngasih resep, segera saya keluar. Saat sebelum saya pulang serta tdk menyia-nyiakan peluang, saya samperin saja meja Ratih dengan modal sebagian pertanyaan asal. “Mbak, ingin bertanya dong. Itu bila ingin nebus resep obat dari dokter itu di mana ya? ” bertanya saya, walau sebenarnya saya tau apotek tempat tinggal sakit ini dimana.
Ratih yg tengah repot menulis di buku besar ini juga kaget dengan saya yg ajukan pertanyaan dengan mendadak.
“Oh, Mas keluar saja melalui pintu ini. ” Sembari menunjuk pintu di belakang saya,
“ Lantas belok ke kiri. Di ujung lorong, mas lihat di samping kanan, ini apoteknya mas. ” Terang Ratih.“Oh gitu ya, Mbak? ” Jawab saya, saya sok mikir jalan ke apotek, walau sebenarnya saya lagi mikirin buat nanya terlebih.
“Kalau tempat tinggal mbak, arahnya kemana? ” Bertanya saya ngasal sembari nyengir.
Ratih jadi tersenyum kecil. Senyumnya bener bener manis serta buat saya deg-degan gan.
“Rumah saya jauh, Mas. Sulit dijelasinnya, hehehe. ” Jawab suster Ratih sembari terkekeh kekeh.
“Terus bila jauh, Mbak pulangnya bagaimana? Ada yg jemput? ” Bertanya saya lagi.
Masih tetap dengan melempar senyum manisnya, Nina menjawab “Biasa sih naik angkot mas, 2 x ubah. Tdk sulit kok. ”
“Oh gitu. Memang mbak pulang jam berapakah? Bila saya anter pulang, ingin tdk? ” Sesudah nanya itu, saya baru ngerasa saya nekat banget.
Namun ya, jika juga dia tdk ingin, besok juga tdk bakal ketemu lagi, jadi saya tdk bakal malu malu sangat.
“Ah, Mas mungkin. Kelak merepotkan, Mas. Mas juga kan lagi sakit. ”
“Udah sehat kok, Mbak. Mulai sejak tadi simak Mbak pertama kalinya. Hehehe. ” Jawab saya dengan sedikit gombal.
Ratih tak menjawab, cuma lihat catatan yg ada di mejanya sebentar lantas berkata,
“Kalau ingin, saya kelak pulang jam enam sore mas. ” Jawab Ratih sembari memberi suatu kertas kecil pada saya.
“Mas pulang saja dahulu, istirahat dirumah. ”
Demikian saya saksikan, nyatanya yg dituliskan di situ yaitu nomor telephone. Wah, jalan bagus nih. Demikian pikir saya. Selekasnya saya pulang dengan perasaan suka bercampur salah tingkah lantaran bingung tdk tau kelak mesti bagaimana cocok ketemu Ratih. Saya segera nyodorin tangan saya ke Ratih.
“Aku Vindy… ” Ucap saya buat kenalan.
“Ratih, Mas… ” Jawab Nina sembari menjabat tangan saya.
Singkat cerita, sore ini saya telah parkirin motor saya di RSUD Domino Online99 buat nunggu Ratih. Dari jauh saya simak Ratih jalan keluar dari gedung tempat tinggal sakit masih tetap dengan seragamnya, cuma ditambah sweeter berwarna abu-abu serta ransel kecil yg disangkutkan di bahunya. Dia melemparkan senyum manisnya demikian lihat saya yg berdiri disamping motor saya.
“Sudah lama ya, Mas? Maaf ya bikin menanti… ” tutur Nina sopan.
“Enggak kok, baru sebentar hehehe. ” Jawab saya sembari menyodorkan helm untuk dipakai Ratih. Selekasnya Ratih menggunakan helm itu.
“Mau segera pulang? Atau ingin kemana dahulu? ”
“Hmm, terserah mas saja. Saya tdk cepat-cepat kok. ” Jawabnya pelan.
“Kalau makan dahulu, bagaimanakah? ” Bertanya saya.
Nina cuma mengangguk. Selekasnya saya nyalakan motor serta pergi mencari makan.
Sesampainya di tempat makan, sangat banyak hal yg kita bicarakan. Dari mulai masalah pekerjaan, hingga kehidupan pribadi.
Dari percakapan itu, saya temui nyatanya Ratih itu baru putus dengan kekasihnya satu bulan lalu serta bekas pacarnya Agen Poker itu saat ini telah menikah dengan wanita lain. Saya tdk nyangka, wanita secantik Ratih itu dapat ditinggal untuk wanita lain. Hari makin sore serta gelap, yg nyatanya juga mendung. Kami berdua mengambil keputusan untuk pulang saat sebelum hari hujan. Ratih menuturkan arah serta jalan ke tempat tinggalnya yg nyatanya saya cukup hapal daerah itu. Saya selekasnya meningkatkan motor bebek saya melalui jalan tikus yg saya tau agar dapat cepat hingga.
Sebagian ratus meter. saat sebelum hingga, tanpa ada di beri aba-aba hujan deras selekasnya turun. Terlampau dekat buat neduh dahulu. Pada akhirnya saya terobos saja hujannya walau baju saya serta suster Ratih juga basah kuyup.
“Duh, Mas. Terima kasih banyak ya telah ingin antar saya hingga kehujanan. Maaf merepotkan ya, Mas. ” Kata Ratih demikian telah tiba di depan tempat tinggalnya.
Tempat tinggalnya tak terlampau besar, tampak asri dengan adanya banyak tanaman dibagian teras juga cat berwarna hijau yg menaikkan kesan menentramkan.
“Gak permasalahan kok. Saya yg mohon maaf lantaran naik motor sama saya, anda jadi kehujanan… ” Kata saya sembari meringis kedinginan.
“Mas, singgah dahulu yuk. Saya buatkan teh hangat serta pinjamkan baju buat mas. Janganlah dipaksa pulang, kelak jadi lebih sakit. ”
“Gak usah ah, tdk enak ah sama orang tempat tinggal… ” Jawab saya basa-basi.
“Tdk apa, Mas. Lagi juga saya tinggal sendiri. Yuk, mas. Masukin motornya. ” Kata Ratih sembari membukakan pagar tempat tinggalnya. Saya juga mengambil keputusan untuk singgah sebentar sembari menanti hujan reda. Ratih mempersilahkan saya untuk duduk di ruangan tamunya yg kecil tetapi bersih serta teratur rapi.
“Duduk dahulu mas, sebentar saya hambilkan anduk ya mas… ” Kata Ratih sembari berlalu ke.
Saya lalu duduk sembari lihat saksikan, terdapat banyak photo saat Ratih wisuda. Tampak cantik sekali dengan kebaya serta toga. Juga terdapat banyak photo yg kelihatannya yaitu orangtuanya disamping photo wisudanya.
“Ini mas, handuknya… ” Ratih mencengangkan saya dengan memberi handuk berwarna biru tdk tipis untuk saya mengeringkan tubuh.
“Ini ada kaos mempunyai bekas saya dahulu, tdk terlampau bagus, namun kelihatannya muat buat mas… ”
“Iya, terima kasih ya. Oia, panggil Vindy saja ah. Janganlah mas. Sepertinya usia kita tdk jauh beda. Hehehe. ”Kata saya sembari mengambil kaos dari tangan suster Nina.
“Hehehe iya, Vindy. ” imbuhnya.
Saya juga bergegas ke kamar mandi Agen QQ untuk bertukar baju. Sesudah usai, saya akan kembali pada ruangan tamu. Waktu melalui satu diantara ruang, saya saksikan pintu yg tidak tertutup rapat. Maksud hati mau tutup pintu itu walau saya tdk paham ini kamar atau ruang apa. Kaget saya demikian saya saksikan nyatanya didalamnya Ratih tengah bertukar baju. Ratih yg terlihat cantik walau badannya terbalut seragam kerja, tampak semakin cantik tanpa ada busana. Rambut hitam lurus sepunggung membuatnya terlihat lebih anggun. Badannya yg putih sintal, pantatnya yg kencang serta payudara yg demikian menantang, bikin saya betul-betul segera berpikiran kotor. Celana saya juga makin tdk nyaman lantaran batang yg semakin mengeras. Cemas Ratih tau saya ngintip, selekasnya saya balik ke ruangan tamu. Saya segera duduk di sofa yg ada di ruangan tamu. Berupaya tenang serta sebisa-bisanya tdk salah tingkah lantaran yg saya simak baru saja.
Ratih kembali dari kamar. Kenakan pakaian barong Bali berwarna ungu, dengan hotpants berwarna coklat tua dengan handuk yg melilit di kepalanya sembari membawa gelas diisi teh hangat.
“Ini diminum dahulu… ” Kata Ratih menyuguhkan minum, sembari duduk disamping saya.
“Iya, terima kasih ya … ” Jawab saya tersipu malu.
Saya ambillah gelas serta minum teh sedikit. Coba-coba mencari bahan perbincangan walau yg saya bayangin hanya Ratih yg lagi saya entotin dengan liar.
“Hmm, Vindy tadi ngintipin saya ya? ” Bertanya Ratih.
DHEG! Kaget bukanlah kepalang, saya bingung harus jawab apa.
“Ah? Tdk kok, memang tadi anda di mana? ”
“Di kamar, saya tahu kok. Tadi saya melihat bayangan anda dari meja rias saya. Anda ngintip saya kan? ”
Selidik Nina dengan suara sedikit lebih tinggi.
Saya tertunduk malu, bingung serta tdk tau harus ngomong apa.
“Iya, Tih. Maaf ya, tadi tdk berniat. Tujuannya ingin nutup pintu, eh jadi jadi ngintip…. ” Jawab saya masih tetap sembari tertunduk.Saya tdk berani simak muka Ratih, sampai tau tau dia ngegeser duduknya agar semakin deket sama saya.
“Terus, hanya nginitip saja? Tdk ingin yg lain? ” Bisik Ratih di telinga saya.
Kontan aliran darah saya segera kenceng ke semua tubuh. Yg semula kerasa dingin, mendadak segera panas. Saat itu juga tanpa ada basa basi saya lumat bibir mungil Ratih. Tangan kanan saya narik kepalanya agar ciuman kita makin kuat serta dekat. Nafas Ratih terasa kencang tdk teratur. Ratih lantas menarik handuk yg ada di kepalanya serta ngelemparnya ke lantai. Ciuman saya turun ke leher Ratih. Segera saja dia mengangkat kepalanya ke atas, seolah minta saya buat nikmatin lehernya tdk ada yg kesisa. Baju barong Bali nya yg longgar, bikin saya makin leluasa untuk memasukan tangan serta ngeremes payudaranya yg telah dari tadi saya beberapa tunggulah.
“Hmm, uhhhh Vindy, pelan-pelan… ” Desahnya.
Desahan Ratih malah bikin saya makin terangsang serta ingin nikmatin tubuhnya tanpa ada bekas. Saya angkat pakaiannya, serta buka kaitan bra-nya dengan sekali tarik. Saat ini dua payudara bulat menantang yg tadi saya liatin dari jauh doang, telah siap buat saya nikmatin sampai senang.Tdk pakai nunggu lama, saya hisap putingnya sembari saya remes yg sampingnya. Desahannya makin jadi. Tanpa ada diakuin, satu tangannya narik rambut saya cukup keras.
“Uuuhhhh, Enak..…. ” Erangnya. Senang meremas payudaranya, tangan saya berupaya untuk ngebuka celana Ratih. Serta tanpa ada butuh banyak usaha, lantaran Nina juga tampak telah nafsu membara, suster cantik yg saya simak tadi siang di meja resepsionis, saat ini telah telanjang bulat tanpa ada sehelai benang pun dan minta buat saya puasin.
Tangan saya dengan lembut ngusap rambut halus yg ada diantara selangkangannya. Keliatannya cukup dirawat dengan baik. Terasa semakin basah dari dalam mekinya Nina. Saya selipkan tangan saya di antara bibir mekinya, cari klitorisnya agar dia semakin mengerang serta kejang lantaran nikmat duniawi yg mungkin saja telah lama dia tdk rasain lagi. Beberapa menit saya asyik ngorek meki Ratih dengan jari saya dan dia menarik rambut saya semakin kenceng.
“Arrrghh, Vindy, saya keluar argggghhh saya keluarrrr…. ” jeritnya kecil.
Merasa ada cairan hangat dari dalam lobang kesenangan Ratih. Saat ini dia keliatan lelah serta sedikit terengah-engah. Tubuhnya penuh keringet, meskipun di luar hujan deras, namun ruangan tamu itu merasa semakin panas. Ratih yg memejamkan mata sembari coba mengatur nafas lalu ngeliat ke arah saya. “Kamu kok pinter banget sih, Dy? Baru pakai jari saja saya telah lelah. Bagaimana lagi bila gunakan itu? ” Kata Nina sembari tangannya mencapai kontol saya yg masih tetap ada di dalam celana BandarQ Online .
Dengan gesit, ia buka kancing serta resleting celana saya. Dikeluarkan batang kemaluan saya dari dalam sarangnya. Dengan tangan yg masih tetap ngeremes kontol saya, lidah Nina segera dijulurin ke ujung kontol saya. Demikian cepat hingga masuk seluruhnya ke mulut Ratih. Dengan pelan tetapi penuh gairah, ia naik turunin kepalanya agar kontol saya yg ada didalam mulutnya merasakan nikmat tiada tara. Bener bener permainan yg ajib dari suster yg saya sangka kalem itu. Waktu saya masih tetap asyik nikmatin sepongan dahsyatnya, dia ngeluarin kontol saya dari mulutnya. Tangannya masih tetap ngeremes pelan, namun dia bangun serta coba buat duduk diatas saya.
“Kamu ada kondom tdk? ” Bisik Ratih sambil mengeluskan kontol saya ke bibir mekinya.
Tanpa ada ngejawab, saya segera ambillah di tas kondom berwarna item yg saya simpen buat beberapa jagalah. Lantaran sesuai sama kepribadian saya. Keliatan muka Ratih seneng banget demikian saya ngeluarin kondom. Di ambil kondom dari tangan saya sembari mencium bibir saya. Sejurus lalu dirobek bungkus kondomnya serta dipasangkan di kontol saya dengan telaten.
Sesudah terpasang, Ratih semakin siap buat masukin kontol saya ke mekinya. Saya hanya duduk sembari ngeliat apa yg dia lakukan serta bagaimana muka dia setiap saat kontol saya nyentuh mekinya.
Mata yg merem melek, serta desahan pelan cocok kontol saya masuk sedikit untuk sedikit ke meki Nina. Mekinya basah banget, namun merasa sempit, mungkin saja lantaran telah lama tdk ada konti yg masukin. Kontol saya telah masuk seluruhnya ke dalam meki dia. Ke-2 tangan dia ngelingker di leher saya, serta tangan saya megangin pinggulnya sembari bantu tubuhnya naek turun diatas pangkuan saya. “Aaahhh, Vindy, aaahhhhh yess aarrgghhh…. ” Hanya ini yg keluar dari mulut Ratih yg keliatan nikmatin banget kontol saya di dalam mekinya. Saya cobalah buat lebih konsentrasi untuk sembari ngeremes serta ngisep puting payudaranya yg dari tadi berayun naik turun. Cocok putingnya masuk ke mulut saya, otomatis kocokannya cuma dari panggulnya, tubuhnya dilewatkan diem agar gue dapat senang nikmatin toketnya waktu dia lagi asyik nikmatin kontol saya.
Nyaris 15 menit saya diposisi demikian, saya gagasan buat ubah posisi. Saya tujukan Ratih buat ubahan duduk serta buka lebar kakinya. Saya taruh ke-2 kakinya di pundak saya, serta tangan saya yg telah siap ngeremes dua gunung cantik di dada Ratih. Kontol saya masukin lagi pelan-pelan ke dalam meki Ratih sembari tangan pelan-pelan mulai remes payudara Ratih. Kesempatan ini desahannya semakin keras serta semakin meracau tdk terang
“Arrggg, masukin selalu, saya punya arrrgggghhh” Teriaknya demikian terlepas.
Saya juga genjot semakin cepet, sesekali saya kasih ciuman ke bibirnya agar semakin romantis tetapi tetep penuh gairah. “Elanggg, saya keluar Langg. Arrgggggg……… Anda kuat banget sih….. ”kata Nina dengan nada yg agak gak jelas “Tahan sayang, saya juga ingin keluar…. ” Balas saya, sembari mempercepat lagi genjotan.
“Arrrggh sayang,, arrggghhh.. teruss aargggghh terussss…. ”
Saya rasakan tekanan yg sangatlah kuat dari konti saya, telah tdk dapat ditahan lantaran remasan kenceng dari meki Ratih buat kontol saya semakin tdk kuat buat berlama-lama serta,
“Aarggggggggggghhh saya keluarr arrrgghhh… ” Jerit Ratih bersamaan dengan muncratnya peju dari kontol saya. Saya juga sedikit untuk sedikit memelankan genjotan kontol saya, sampai saya keluarin dari dalam meki Ratih. Pas saya berdiri mendadak Ratih megangin kontol saya, dilepasnya kondom yg kepasang serta dimasukannya lagi kontol saya ke mulutnya. Kesempatan ini saya ngerasa geli bukanlah kepalang, namun juga enak sewaktu yg berbarengan. Rupanya dengan bekas birahi yg ada dia bersihkan kontol saya dari bekas sperma yg ada. Matanya yg melirik sesekali berupaya menangkap ekspresi muka saya setelah kontol saya bersih dari peju.“Enak banget punya kamu, dy… kuat banget lagi… ” katanya sembari selalu mengocok kontol saya. “Punya anda juga kuat juga, Nin… ” Balas saya sembari menundukan tubuh serta mencium bibir mungilnya. “Nanti saya ingin lagi ya…. ” Kata Ratih manja sembari meremas kontol saya.
Kemudian, kami teruskan mandi berdua serta mengulangi aktivitas yg sama di kamar mandi serta di kamar tidur Ratih hingga tengah malam mendekati. Ratih memaksa saya untuk nginap di tempat tinggalnya yg nyatanya memanglah cuma terisi dianya hingga sebagian minggu ke depan lantaran orang tuanya yg bertandang ke tempat tinggal kerabat diluar kota. Sejak peristiwa ini, saya serta Ratih resmi pacaran. Nina yg tampak lugu nyatanya penggemar seks sama seperti seperti saya. Saya bersyukur dapat dapet pacar seperti Ratih - PromoDomino.com Situs Bandar Domino Online Agen Domino Online Agen Domino99 dan BandarQ Terpercaya Terbesar di Indonesia
0 Response to "Bercinta Dengan Perawat Seksi Yang Sange"
Posting Komentar